Konsep Pelapisan Protokol Jaringan Komputer

Ada aturan-aturan yang diterapkan ketika perangkat yang terhubung ke jaringan berkomunikasi satu sama lain, aturan-aturan itu dikenal dengan sebutan protokol jaringan.

Setiap protokol jaringan dikelompokkan ke dalam lapisan. Setiap lapisan punya fungsi tertentu, dan masing-masing ngandelin lapisan sebelumnya untuk melakukan tugasnya dengan benar. Ketika protokol-protokol dari berbagai lapisan disatuin, mereka disebut dengan tumpukan protokol (protocol stack).

Pelapisan protokol-protokol ini, seperti dijelaskan dalam RFC 3439, memiliki keunggulan konseptual dan struktural yang signifikan.

1. Konseptual: Pelapisan ini memecah masalah yang kompleks menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan lebih mudah dikelola. Ini membuatnya lebih mudah untuk memahami bagaimana keseluruhan sistem bekerja.
2. Struktural: Pelapisan ini membuat setiap lapisan dapat dikembangkan, dioperasikan, dan diperbarui secara mandiri. Ini memungkinkan perbaikan dan pembaruan dilakukan pada satu lapisan tanpa mengganggu keseluruhan sistem.

Ada peneliti yang gak setuju sama penggunaan konsep pelapisan di dalam protokol jaringan komputer. Dalam makalahnya “Is layering, harmful?”, Ian Wakeman ngomongin beberapa kekurangan pelapisan dalam jaringan komputer. Dia berpendapat bahwa pelapisan bisa menyebabkan:

1. Kemungkinan duplikasi fungsionalitas antar lapisan. Contoh, banyak protocol stack nyediain mekanisme error recovery di lapisan data link dan lapisan transport.
2. Masalah informasi yang mungkin dibutuhin di satu lapisan, tapi cuma tersedia di lapisan lain. Ini sering disebut sebagai “cross-layer information dependency”. Secara keseluruhan, Wakeman berpendapat bahwa konsep pelapisan di dalam protokol jaringan harus digunakan dengan hati-hati. Ini bisa menjadi cara yang berguna untuk mengatur jaringan, tetapi juga dapat menimbulkan beberapa kelemahan yang signifikan.